BeritaGresik.com – Komunitas Beku Bhei-bhei Pulau Bawean, memberikan bantuan puluhan hunian sementara (Huntara) kepada para penyintas korban gempa di Pulau Bawean.
Menariknya, bantuan Huntara ini, memanfaatkan bangunan tradisional Dhurung Bawean. Bangunan semi permanen yang sudah menjadi warisan budaya tak benda di Pulau Putri sebutan lain Pulau Bawean.
Ketua Beku Bhei-bhei Khairil Anwar mengatakan, bantuan Huntara mendapatkan dukungan dari Ikatan Masyarakat Bawean Belitung (IMBB), Belitung Timur (Beltim). Ada sebanyak 30 Huntara yang dibangun tersebar di beberapa desa yang warganya terdampak gempa.
“Alhamdulillah mulai terwujud mimpi ini. Kalau dalam teori Negera tentang budaya, ini adalah pengembangan pemanfaatan warisan budaya tak benda dhurung Bawean dalam menyintas Bawean 6, 5 SR,” ungkapnya, Selasa (9/4/2024).
Bagi masyarakat yang sudah tidak lagi memiliki dhurung, Iling sapaan akrabnya bersama timnya, mendorong untuk gotong royong membangun dari bahan bambu.
“Kita tetap dalam nafas budaya sebagai akar survival menyintas bencana gempa Bawean 6, 5 SR,” ujarnya.
Sebab, lanjut dia, Dhurung merupakan warisan tak benda yang harus dikenalkan dan tradisi Bawean mesti menjadi kebanggaan yang berkemanfaatan bagi pemilik budayanya.
“Tak hanya menjadi kenangan masa lalu yang didongengkan,” jelasnya.
Huntara tersebut, lanjut dia, secara prinsip tempat tidur harus tersekat dari tanah, agar dingin tanah tidak mengganggu kesehatan.
“Bantuan tersebut sudah menyebar di Desa Pudakit Timur, Suwari, Gunungteguh, Lebak, Dedawang , Paginda Sukaoneng,” tambah Putra daerah Bawean yang arkeolog dan tenaga ahli pemugaran cagar budaya di Gresik. (abr)