BeritaGresik.com – Keberadaan kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) Gresik, kian semakin sepi digunakan sebagai transportasi pengiriman barang. Puluhan kapal layar motor (KLM) , dengan berjejer terparkir di area Pelra.
Diantara dari KLM, tidak semuanya beroperasi. Lantaran menunggu orderan muatan. Serta tidak ada kepastian jadwal kapan berangkat. Dari ketidakpastian ini, DPC Perla Gresik, meminta kepada Pemerintah. Terlebih ororitas yang punya wewenang di Pelabuhan bisa memberikan solusi agar Pelra tidak mati suri.
“Pelra bagian dari sejarah pelayaran Indonesia, jauh sebelum ada kapal besar, dan Pelabuhan Umum, seperti sekarang. Pelra menjadi pusat perdagangan dan pengiriman barang antar pulau,” ucap Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pelra Gresik, H Ramly, Jum’at (24/10/2025).
Untuk itu, keberadaan pelabuhan Pelra di Gresik juga harus dipertahankan. Mengingat pada masa kejayaannya, Gresik menjadi pusat pelabuhan perdagangan skala internasional.
“Terus terang saja, saat ini, kalau KLM membawan muatan dari Gresik ke Makassar misalnya. Saat kembali ke Gresik ini, tidak tentu bawa muatan. Ini yang menjadi perhatian kami bersama untuk pemerintah mencarikan solusi,” jelasnya.
“Jangan sampai ada monopoli pelayanan yang merugikan Pelra,” sambungnya.
Bahkan, lanjut dia, aktivitas bongkar muat di Pelra Gresik ,pernah menjadi primadona para pelaku usaha jasa dan agen kapal.
“Tambah tahun, aktivitas bongkar muat di Gresik mulai sepi. Kadang harus menunggu satu sampai dua bulan,” jelas pria yang juga pembina Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) itu.
Pihaknya berharap ada stimulus yang ditawarkan oleh pemerintah agar kapal-kapal Pelra bisa bertahan, dan syukur bisa menjadi penopang ekonomi bagi masyarakat, terlebih negara. (abr)












