BeritaGresik.com – Banyaknya aduan masyarakat terkait buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Umar Mas’ud Bawean, memicu sejumlah LSM dan warga Bawean menggelar audiensi dan meminta jawaban dari pihak managemen RSUD Umar Mas’ud Bawean, Minggu (17/12/2024).
Selain ditemui oleh drg. Hellizamah selaku direktur RSUD Umar Mas’ud Bawean, turut hadir dalam pertemuan tersebut dua anggota DPRD Gresik dapil Bawean yaitu Bustami Hazin dari fraksi partai PKB dan Lutfi Dawan fraksi Partai Gerindra.
Bertempat di ruang pertemuan RSUD Umar Mas’ud, mereka mengadukan banyak hal terkait managemen dan pelayanan RS Rumah Mas’ud yang banyak dikeluhkan warga. Keluhan itu diantaranya sejumlah pasien anak yang tidak bisa dilayani BPJS dan minimnya ketersediaan obat yang kerap dialami pasien sehingga pasien harus beli obat di luar apotek rumah sakit.
Anggota DPRD Gresik Bustami Hazim mengatakan dirinya juga sering mendapat pengaduan dan keluhan dari warga terkait managemen dan pelayanan kesehatan di RSUD Umar Mas’ud. Bustami meminta agar pihak RSUD Umar Mas’ud mau berbenah dan mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Bustami menambahkan, saat ini RSUD Umar Mas’ud sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), artinya RSUD Umar Mas’ud Bawean sudah bisa mengelola anggarannya secara mandiri tanpa perlu lagi izin dari dinas kesehatan kabupaten Gresik.
Dengan status BLUD tersebut kata Bustami seharusnya tidak perlu lagi ada keluhan pasien terkait dengan persolan kekurangan obat atau alat-alat kesehatan lainnya.
“Dengan status BLUD itu harusnya pihak managemen rumah sakit begitu ada yang urgen bisa segera mengambil tindakan, misalnya butuh obat atau alat-alat kesehatan lainnya segera beli dan tidak perlu lagi restu dari dinas misalnya, “kata Bustami.
Dalam kesempatan itu, Bustami juga meminta kepada pemkab Gresik untuk membackup sepenuhnya apa yang menjadi kebutuhan RSUD Umar Mas’ud Bawean sehingga upaya Pemkab Gresik untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada warganya melalui BPJS dan UHC dapat berjalan dengan maksimal.
Bustami mencontohkan persoalan yang kerap terjadi di RSUD Umar Mas’ud Bawean belakangan ini antara lain, pasien anak yang seharusnya mendapat pelayanan kesehatan gratis terpaksa harus membayar dan menjadi pasien umum lantaran tidak ada dokter spesialis anak selaku penanggungjawab.
“Jadi meskipun pemerintah sudah membayar premi kepada BPJS supaya warga Gresik dapat pelayanan kesehatan gratis, akan tetapi tidak ada dokter penanggungjawab maka percuma juga, sementara itu kita tahu juga tidak gampang mencari dokter spesialis yang mau ditempatkan di Bawean, “paparnya.
Sementara itu, direktur RSUD Umar Mas’ud Bawean drg. Hellizamah mengakui bahwa sejak bulan Mei – November 2024, RSUD Umar Mas’ud tidak mempunyai dokter spesialis anak, sehingga selama periode tersebut pihaknya tidak bisa melayani pasien anak dengan fasilitas BPJS dan UHC.
drg. Hellizamah menambahkan pihaknya baru mendapat dokter spesialis anak yang bersedia ditempatkan di RSUD Umar Mas’ud Bawean memasuki bulan Desember ini dengan kontrak selama satu tahun.
“Ini kita baru dapat dokter spesialis anak sejak tanggal 9 Desember 2024 ini, kontraknya pertahun, jelasnya. (abr)