Dua Pelukis  Cilik Asal Gresik Menggelar Pameran Lukisan

  • Share
Kedua pelukis cilik dari kiri Annisa Nismara Halimah dan Isabell Nufail Roses saat gelar pameran di Icon Mall Gresik

BeritaGresik.com –  Pameran Seni dunia lukis oleh sanggar daun terus bergeliat dan produktif. Kali ini  ini menampilkan dua pelukis putri cilik daerah yang sudah sabet penghargaan internasional maupun nasional, pameran digelar di Icon Mall Gresik.

Kedua pelukis cilik itu, adalah Annisa Nismara Halimah (6 ) dan Isabell Nufail Roses (10 ). Keduanya menghadirkan 40 karya lukisan kanvas, dengan rincian 12 karya ukuran 1×1 Meter, 28 karya lebih kecil.

Pendiri dan pembina Sanggar Daun Arik S. Wartono mengatakan, pameran lukisan ini merupakan bagian dari Biennale Jatim IX, menggunakan media cat air dan akrilik dengan beragam teknik, mulai relais hingga ekspresif-naif painting.

“Masyarakat bisa menikmati pameran setiap hari mulai pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB di ujung tahun 2021, atau 31 Desember 2021,” ucapnya.

Arik yang juga kurator pameran menjelaskan, kedua anak didiknya memajang masing-masing  20 karya terbarunya.

Annisa Nismara Halimah (6 ), siswi kelas 1 SD Al Islam Cerme Gresik kelas 1. Putri kedua dari pasangan Hendro Karyono, dan Nurul Febriyanti. Bergabung di Sanggar Daun sejak berusia 4 tahun, kini Annisa telah mengoleksi 7 penghargaan internasional dan 2 tingkat nasional.

“Kemampuan terbaik Annisa adalah dalam teknik melukis ekspresif-naif painting,” ujar Arik.

Sedangkan Isabell Nufail Roses (10 ), siswi kelas 4 SDN Ngabetan Cerme, Gresik Putri pertama dari pasangan Fakhrudin Mawardi dan Dian Handayani ini, belajar di Sanggar Daun sejak berusia 5 tahun.

“Saat ini Isabell telah mengoleksi 10 penghargaan internasional dan 2 nasional. Dia yang terbaik dalam teknik melukis realisme,” tutur Arik S Wartono.

Ayah Isabell Fahruddin mengaku bangga dengan apa yang dihasilkan anak pertamanya. Sebelumnya Isabell lebih banyak melukis jenis manga kartun. Namun dirinya mengaku anaknya yang sedang duduk di kelas IV sering diceritakan kebudayaan dan Gaya hidup di masa lampau.

“Hingga dia bisa mengekspresikan gaya hidup dan kebudayaan masa lampau dalam lukisannya. Seperti Petan (istilah Jawa), membatik, penjual jamu tradisional dan banyak aneka lukisan anak bermain di masa lampau,” urainya. (abr)

  • Share
Exit mobile version